Andalan

Menaklukkan PPG

dok. pribadi

Dua kali ditaklukkan pemegang serdik di tes PPPK membuat nilai SKD ibuk samitra terasa sia-sia, meski nilainya unggul jauh jika sertifikat pendidik tidak dijadikan privilege bagi saingannya.

Saya menyemangatinya. Memberinya ruang penjelasan yang berterima jika serdik itu memang semacam wild card yang bisa menolong pemegangnya jika nilai SKD minimalis.

Saya ini punya serdik dan itu butuh waktu panjang mendapatkannya. Sekitar 2.5 tahun yang saya butuhkan untuk meraih. Harus ujian berkali-kali agar bisa layak memilikinya. Ia bisa paham.

Kita tidak bisa melawan aturan. Seperti pertandingan sepakbola kamu bisa unggul 2 gol di babak pertama, tapi di menit 80 dan seterusnya kamu kebobolan 3 dan tetap kalah. Kalah oleh serdik bukanlah akhir, bukan pula tanda kalah kualitas. Bukan rejeki di dua pertarungan tersebut. Hanya saja ada banyak cara untuk menembus keinginan.

Suatu hari saya dan ibuk samitra berbicara bagaimana kalau dia mencoba daftar PPG saja. Biar ke depannya saat ada perekrutan PPPK lagi bisa lebih mudah langkahnya. Maunya juga begitu, tapi tidak tahu harus bagaimana. Sementara dia baru mengajar kurang dari setahun. Dapodiknya juga baru berumur anak jagung. Masih banyak guru-guru senior se-Gunungkidul yang lebih pantas.

Namun kata Tuhan berbeda. Dari pengumuman pretest PPG yang beredar di grup KKG Guru PAI se-Gunungkidul, Kemenag pusat menyelipkan nama ibuk samitra sebagai calon peserta PPG. Antusias tentu saja. Kaget turut serta. Banyak rekan sejawatnya yang menaruh heran atas kelulusannya menuju tahap pretest PPG. Guru baru dengan trek rekor mengajar yang kalah jauh dari banyak guru PAI lainnya kok bisa-bisanya terpilih dalam gelombang seleksi.

Ini bisa saja keberuntungan atau faktor lain yang kami tidak begitu pahami. Ibuk samitra masih harus mengikuti ujian saringan agar bisa mengikuti PPG. Setengah pintu sudah terbuka, butuh satu usaha dorongan lagi agar bisa masuk. Ia bingung harus mempersiapkan diri dengan belajar materi apa? Jenis soalnya nanti akan bagaimana? Saya langsung bergerilya menghubungi teman saya guru PAI di Johor Bahru dan Kuala Lumpur yang akhir tahun lalu baru saja menyelesaikan PPG mereka. Keduanya juga produk pretest. Saya meminta kisi-kisi soal yang bisa dipelajari oleh ibuk samitra.

Setelah file materi saya terima, saya meminta ibuk samitra melowongkan waktunya tiap hari untuk belajar. Persiapan sudah dilakukan. Pretest dilakukan dari rumah secara online. Saya membantu men-setting peralatan yang dibutuhkannya. Ibuk samitra bercerita jika soal-soal yang disajikan cukup mudah dijawabnya karena sebagian besar yang ia pelajari memang keluar.

Kurang dari sebulan pengumuman keluar. Ia dinyatakan sebagai peserta PPG untuk LPTK UIN Jogja. Pretest berhasila ia taklukkan. Ia cukup gembira meski tidak meluap-luap karena keyakinannya di awal sudah terpupuk dengan baik. Hasil yang sesuai harapan. Kini tugasnya menunggu pengumuman pelaksanaan PPG.