Kapan lagi bisa melihat Rivaldo, Marco Materazzi, Robert Pires, dan Bebeto dari dekat, secara langsung, dengan harga tiket hanya 20 ringgit Malaysia (sekitar 60 ribuan rupiah).
Beberapa hari yang saya mendapatkan pengalaman berharga yang pertama saya alami dan akan sulit terwujud lagi dalam waktu dekat. Ini semacam nostalgia ke masa-masa SMP-SMA saat masih rutin menyaksikan Liga Italia dari layar kaca. Ketika magnet klub-klub Italia seperti Juventus, AC Milan, Inter Milan, dan AS Roma begitu kuat mencuri perhatian saya dan teman-teman sebaya yang begitu menggilai Serie A. Ketika itu Liga Inggris hanya sesekali saya saksikan. Kepopulerannya masih di bawah Liga Italia. Pasca AC Milan memenangkan Liga Champions 2007, Liga Italia semakin meredup. Meski di periode 2010 Inter Milan bersama Jose Mourinho berhasil mengangkat trofi Si Kuping Lebar itu, tetap saja tidak bisa mengembalikan kejayaan Liga Italia hingga saat ini.
Bertepatan dengan hari lahir Tunku Islmail Ibni Sultan Ibrahim, Tunku Mahkota Johor –lebih ringkasnya beliau adalah anak dari Sultan Johor- diadakanlah pertandingan amal untuk menggalang dana untuk tiga lembaga (Tunku Laksamana Johor Cancer Fondation, Women’s Aid Organization, dan Persatuan Bulan Sabit Merah Malaysia) yang mengelola dana bantuan untuk disalurkan atas nama kemanusiaan.
Agar terlihat lebih spektakuler maka pertandingan ini melibatkan banyak mantan pemain sepakbola yang pernah bermain di Liga Italia, Liga Inggris, Liga Spanyol bahkan ada beberapa pemain yang pernah mengangkat trofi Piala Dunia dan Liga Champions.
Laga amal ini bertajuk All Stars JDT (JDT TMJ vs JDT Rest of The World). Para pemain bintang tersebut dibagi ke dalam dua tim tersebut. Pertandingan dilaksanakan di Tan Sri Dato’ Haji Hassan Yunos Stadium, Larkin, pada 30 Juni 2019 pukul 9 malam, waktu Johor-Malaysia. Laga ini menyedot banyak penonton yang memenuhi hampir semua bangku penonton.
David Trezeguet (Juventus, Perancis), Rivaldo (Barcelona, AC Milan, Brazil), Robert Pires (Arsenal, Perancis), Bebeto (Brazil), Marco Materazzi (Inter Milan, Italia), Gianluca Zambrotta (Juventus, Italia), Edgar Davids (Juventus, Belanda), Claude Makalele (Chelsea, Perancis), Claudio Cannigia (Atalanta, Argentina), Esteban Cambiasso (Inter Milan, Argentina), Florent Malouda (Chelsea, Perancis), Luis Saha (Manchester United, Perancis) adalah segelintir nama yang berjaya pada masanya turut andil di laga amal tersebut. Gocekan, stamina, dan penetrasi di atas lapangan memang tak seperti dulu lagi saat mereka masih sebagai pemain aktif. Umur mencuri semua kemampuan terbaik mereka. Terlihat hanya Edgar Davids yang masih memiliki sisa-sisa skill yang ditunjukkan di beberapa kesempatan saat bola menempel di kakinya.
Laga amal memang bukan pertandingan yang serius. Tendensinya untuk menghibur penonton. Sehingga gol yang tercipta berjumlah belasan dengan kemenangan di raih oleh tim JDT TMJ. Di pertandingan ini beberapa pemain bintang JDT juga ikut bermain. Dua fans fanatik JDT yang cukup beruntung juga ikut bermain di atas lapangan. Mereka terpilih setelah memenangkan quiz yang diselenggarakan oleh panitia dengan hadiah dapat ikut tampil bersama mega bintang lapangan hijau di masa lalu tersebut.
Pada tahun 2002, final Piala Dunia yang diselenggarakan di stadion Yokohama, Jepang, Brazil keluar sebagai juara setelah menuntaskan perlawanan Jerman dengan dua gol tanpa balas. Bintang di final saat itu memang Ronaldo. Tapi yang mencuri perhatian saya justru Rivaldo yang bermain sangat baik untuk membantu Ronaldo mencetak banyak gol dan dinobatkan sebagai top scorer di akhir turnamen. Selain itu gol ikoniknya tentu saja tendangan salto saat masih berseragam Barcelona ketika melawan Valencia. Di pertandingan amal di Johor tersebut yang saya tunggu-tunggu penampilannya tentu saja Rivaldo si pengoleksi dua trofi Piala Dunia (1994, 2002). Satu hal yang buat saya senang adalah Rivaldo sempat merepost salah satu postingan saya di Instastory-nya.